Welcome

This is my blog, Enjoy it...

31 Des 2010

#RESOLUSI2011

- tugas2 jangka pendek (baca: novel) selesai

- Ujian sukses, dengan IP >= 3,5

- berolah raga min 30 menit setiap hari

- berkunjung ke Indonesia bagian timur




semoga bisa terpenuhi..

21 Des 2010

Kemenangan Indonesia Karena Naturalisasi?

Kesuksesan timnas di ajang Piala AFF (Asean Football Federation) Suzuki Cup 2010 membuat masyarakat Indonesia bersukacita, namun di sisi lain menyebabkan kekecewaan bagi beberapa pihak. Mereka menyayangkan kehadiran pemain naturalisasi dalam timnas. Naturalisasi dianggap sebagai cara instan menjadi juara. Seolah-olah mereka mempertanyakan, apa hanya dengan cara naturalisasi, timnas kita bisa berprestasi?

Memang, timnas Indonesia sudah haus akan gelar. Sudah beberapa tahun terakhir, timnas tidak mendapat prestasi yang cukup membanggakan. Ajang AFF kali ini diharapkan menjadi titik tolak keberhasilan timnas mengharumkan prestasi di ajang internasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, PSSI kemudian menaturalisasi pemain asing.

Naturalisasi pemain sebenarnya bukan hal yang baru di dunia sepakbola. Beberapa tim nasional Eropa bahkan memasukkan pemain campuran maupun pemain naturalisasi di dalam squad utamanya. Sebagai contoh Mesut Oezil, asal Turki tetapi bermain untuk timnas Jerman dan Deco, asal Brazil tetapi bermain untuk timnas Portugal. Pada piala AFF ini sendiri, ada tiga tim yang menggunakan pemain naturalisasi yaitu Singapura, Filipina, dan Indonesia.

Keberadaan pemain naturalisasi tidak menjamin sebuah tim akan menjadi juara, terbukti dengan tersingkirnya Singapura pada babak penyisihan. Pada pertandingan semifinal antara Indonesia dan Filipina pun, timnas kita berhasil memenangkan pertandingan. Sebagai perbandingan, sembilan dari 11 squad inti timnas Filipina merupakan pemain naturalisasi yang berlaga di liga eropa, sedangkan Indonesia hanya menggunakan dua pemain naturalisasi.

Banyak pihak yang mencibir kemenangan Indonesia berkat pemain naturalisasi. Saya sendiri mengakuinya karena memang gol kemenangan diciptakan oleh Christian Gonzales, salah satu pemain naturalisasi kita. Akan tetapi menurut saya sepakbola adalah permainan tim. Satu pemain asing berbakat tak berarti apa-apa tanpa dukungan dan kerja sama dari 10 pemain lainnya, seluruh official tim, serta suporter.

Saya tidak menolak keputusan PSSI yang menggunakan pemain naturalisasi, selama pemain tersebut mau berjuang atas dasar rasa cinta dan bangganya terhadap tanah air. Setidaknya nasionalisme itu harus dibuktikan dulu pada diri tiap pemain sebelum bergabung dengan tim nasional Indonesia, agar nanti ketika bertanding di tengah lapangan dalam diri tiap pemain akan melangkah dan berlari dengan bangga dengan kostum berlambang Garuda di dada.

Sebagai rencana jangka panjang, PSSI harus giat melakukan pembinaan anak muda agar dapat menghasilkan pemain berbakat dan memiliki semangat yang tinggi dalam membela merah putih. Indonesia punya lebih dari 250 juta penduduk dan PSSI pasti bisa mendapatkan 22 putra terbaik bangsa. Saya percaya Indonesia bisa melakukan hal itu. Bravo sepakbola Indonesia!


NB: Dibuat untuk tugas creative writing, tp saya cm inisiatif posting di blog.

Belajar Membuat Postingan

Saya pernah mendengar kutipan seperti ini:

"manusia berbuat kesalahan itu biasa, namun belajar dari kesalahan itu baru luar biasa"

entah siapa yg menciptakan kata2 ini, but anyway saya berterimakasih sama siapapun anda.. :)

"Toro, kok u tumben sih jadi filsuf gini? kebanyakan makan duren ya.."
Lah, apa hubungannya? Dan kenapa mesti duren? Kan masih banyak buah yg lain, mangga, jambu, nanas, melon.. hmm, dirujak enak tuh.. slurrpp
eh, koq malah ngomongin rujak sih, ok back to kompie..

"Tor, mang u pernah salah ya?"
Ya itu sudah pasti, saya kan manusia, bukan dewa, apalagi manusia setengah dewa *Iwan Fals donk*
Tapi ni bukan


Pertama saya dengar, mungkin hanya biasa saja di telinga saya, masuk kiri keluar kanan, atau sebaliknya..
Namun, setelah saya telaah, teliti, dan terjemahkan *alah, ngomong apaan sih* , akhirnya saya mendapatkan satu poin penting yaitu ... jreng..
jreng..
jreng..

BELAJAR

yap, belajar, dieja b-e-l-a-j-a-r, or learning in English, or التعلم in Arab, or l'apprentissage in French, or Xuéxí in Mandarin..

"Apa sih belajar itu?"
Belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. (wikipedia)
inti gampangnya: mengubah dari awalnya u ga bisa / ga tau, (diharapkan) menjadi bisa / tau.

"Emang apa pentingnya sih belajar?"
Satu, dari yg awalnya enggak bisa menjadi bisa; dari ga tau menjadi tau
Dua, dari yg bisa menjadi lebih bisa; dari tau menjadi lebih tau
Tiga, dari yg lebih bisa menjadi lebih lebih bisa; dari lebih tau menjadi lebih lebih tau
Dst.

"Belajar itu susah ga Tor?

Kan tadi saya udah bilang, dengan belajar, mengubah dari awalnya u ga bisa / tau, (diharapkan) menjadi bisa / tau.
Kok, ada kata "diharapkan"? Soalnya itu tergantung dari manusianya sendiri, mau atau enggak.
Contoh sederhana: klo misal kalian lagi belajar matematika tentang perkalian 1x1, 1x2, 1x3, ... sampe 10x10, kelihatannya sih rumit, tapi klo kalian belajar, pasti bisa, tapi klo enggak mo belajar, ya sampe kapanpun perkalian seperti itu akan tetap sulit menurut kalian.

"Klo gitu, berarti dah banyak yg u pelajarin donk Tor?"
Ow ya jelas donk banyak bgt malah... baik yg sudah, sedang, dan akan saya pelajarin.
liat aja postingan saya sebelumnya.
Sekarang aja saya sedang belajar untuk uas *menyilangkan jari*

"Terus, kapan ya sebaiknya kita mulai belajar?"
Mulai sekarang, setelah u selesai baca postingan ini. Pelajari segala macam hal yg kalian ingin ketahui dan ingin kalian dalami. Whatever, bisa tentang belajar menulis, melukis, menjahit, ilmu fisika, dll.

Kembangkanlah potensimu ke arah positif.

God Bless


NB: saya juga lagi belajar buat postingan ni.

20 Des 2010

Saya Belajar ...

mengungkapkan kebenaran

mengakui kesalahan

menjalankan tanggung jawab

mempererat persaudaraan

memahami perasaan

mendengar keluhan

membagi kebahagiaan

menghilangkan kesedihan

menyingkirkan ego masing-masing

membangun kepercayaan

bahkan untuk ...

menerima kekurangan dan kelebihan (baca: mencintai) seseorang

4 Des 2010

G.A.L.A.U

Kalau ?

Kalau . . .

Kalau .

Kalau !

Ah, Galau