Welcome

This is my blog, Enjoy it...

24 Mar 2010

Jurnalisme

Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Definisi tersebut saya ambil dari wikipedia.com. Orang yang melakukan pekerjan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

Entah mengapa saya tertarik untuk membahas mengenai jurnalisme. Mungkin karena saya tertarik untuk memilih bidang peminatan ini pada semester berikutnya. Tapi intinya saya ingin berbagi sedikit pengetahuan saya mengenai jurnalisme.

Saya akui bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh jurnalis bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Terutama berkaitan dengan deadline. Ya, deadline. Seorang jurnalis pasti tidak akan pernah lepas dengan hal ini. Mereka dituntut untuk segera menghasilkan berita yang baik dalam batas waktu tertentu. Waktu menjadi pegangan dalam hidup mereka.

Pada pembelajaran pengantar jurnalistik yang saya dapatkan, dosen saya menjelaskan mengenai sembilan elemen jurnalistik. Elemen-elemen tersebut itu peroleh dari “The Elements of Journalism”, sebuah buku yang ditulis oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (buku ini sudah secara universal menjadi pegangan bagi para jurnalis, terutama di negara demokrasi), ada sembilan elemen jurnalisme. Sembilan elemen ini diperlukan agar seorang jurnalis memenuhi kewajiban mereka dalam penyediaan informasi bagi orang-orang. Sembilan elemen tersebut adalah:

1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran.
2. Loyalitas utama jrnalisme adalah pada warga negara.
3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.
4. Jurnalis harus menjaga independensi dari objek liputannya.
5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan (sebagai watchdog)
6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling kritik dan menemukan kompromi.
7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.
8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional.
9. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya.

20 Mar 2010

Abu-abu

Abu-abu merupakan salah satu warna kesukaan saya. Orang bilang abu-abu itu warna tikus, ya memang tikus seringkali digambarkan dengan warna demikian. Tidak ada alasan khusus saya menyukai warna ini. Hanya saja menurut saya, warna ini dapat memberi kehangatan (entah inspirasi dari mana saya bisa berpikiran seperti ini).

Warna ini mengingatkan saya akan sifat manusia. Seperti yang kita tahu, abu-abu merupakan perpaduan dari hitam dan putih. Begitu pula dengan manusia, perpaduan dari "hitam" dan "putih". "Hitam" berarti jahat dan "Putih" berarti baik (Saya bukan men-stereoptipe-kan kedua warna ini, hanya saja sebagian besar orang mengatakan demikian). Satu hal yang saya percaya dalam diri manusia, mereka tidak akan sepenuhnya "hitam" ataupun "putih". Tidak ada manusia yang mutlak jahat ataupun baik, hanya mayoritas.

Warna abu-abu tadi hanya sedikit menggambarkan sifat manusia. Hidup manusia itu sebenarnya sangat berwarna. Banyak kisah yang dialami dan dimaknai berbeda oleh orang yang berbeda pula.

I lost it

Ingin rasanya waktu terulang kembali
Saat kita masih belum bertemu
Saat aku, kamu, mereka masih belum mengenal
Tapi mana mungkin

Semua ini mengingatkanku akan waktu itu
Kau duduk disebelahku
Dan semua rasanya de javu

Rasanya memang kebetulan
Waktu itu jarak kita begitu dekat
tapi semua seolah tak bersahabat

Kau diam, akupun diam
Seolah-olah kita bermusuhan
Padahal kita berteman
Kenapa harus seperti ini

9 Mar 2010

Aku Berani

Seseorang berkata kepadaku, "Apakah kau berani?"
Aku anggap itu sebuah tantangan.
Seolah meragukanku, dengan mantap aku jawab, "Ya, aku berani."

Belum pernah ada yang meragukanku seperti ini.
Pembuktianku tampaknya belum cukup meyakinkannya.

Hati dan pikiranku bagaikan kuda binal.
Otak ini...
Rasanya otakku ini sudah penuh dengan ide...
ide-ide untuk menjawab tantangan tersebut.

apakah aku akan diam saja?
TIDAK...
Haruskah kuwujudkan?
YA...

Pasti akan kulakukan...